Rabu, 10 Juli 2013

HUBUNGAN SEJARAH PAJAJARAN DAN CIREBON



1.      Silsilah Walangsungsang Pendiri Cirebon

a.      Pernikahan Pangeran Cakrabuwana dengan Nyai Indang Geulis
Walangsungsang merupakan putra sulungnya Prabu Siliwangi, yang secara geneologis adalah ahli waris tahta Kerajaan Pajajaran, namun beliau lebih cenderung mengikuti hidayah Allah yaitu menganut, memperdalam, dan mensiarkan ajaran Islam, karena itu Pangeran Cakrabuwana lebih suka berpindah-pindah belajar agama Islam dari daerah satu ke daerah lain, yang pada akhirnya menetap di daerah baru di wilayah pesisir yang terkenal dengan sebutan “Dukuh Carbon”.
Walangsungsang atau Pangeran Cakrabuwana menikah dengan Nyai Indang Geulis putrid dari Reshi Danuwarsih, dari pernikahannya itu mempunyai seorang putrid bernama Nyai Mas Pakungwati yang menikah dengan Syarif Hidayatullah (keponakan Pangeran Cakabuwana sendiri).

b.      Pernikahan Pangeran Cakrabuwana dengan Nyai Retna Riris/Nyai Kancana Larang
Walangsungsang atau Pangeran Cakrabuwana menikah dengan Nyai Retna Riris, putrid Ki Danusela atau Ki Gedeng Alang-Alang, dari pernikahannya itu mempunyai seorang putra bernama Pangeran Caruban. Pangeran Caruban menikah dengan Nyai Cupluk putrid Ki Gedeng Trusmi, sekarang dijadikan nama Desa Trusmi. Kl 18 Km dari Kraton Kasepuhan Cirebon. Dari pernikahannya itu mempunyai seorang putra bernama Bung Cikal yang setelah dewasa bergelar Pangeran Manggana Jati. Selanjutnya tidak diketahui keturunannya. Pangeran Caruban menikah lagi dengan Nyai Kancana Sari, putrid Pangeran Panjunan, dari pernikahannya itu mempunyai seorang putra bernama Ki Kuwu Carbon Girang, dan selanjutnya data keturunan tidak diketahui karena menyatu dengan rakyat biasa.

c.       Pernikahan Pangeran Cakrabuwana dengan Nyai Retna Rasa jati
Pangeran Cakrabuwana menikah dengan Nyai Retna Rasa Jati, putrid Syeh Jatiswara di Cempa, jika sekarang berada di daerah Provinsi Aceh Sumatera. Dari pernikahannya itu mempunyai 7 putri yaitu : 1) Nyai Lara Sajati, 2) Nyai Jati Merta, 3) Nyai Jemaras, 4) Nyai Mertasinga, 5) Nyai Ceumpa, 6) Nyai Lara Malasih, dan 7) Nyai Laras Konda. Ketujuh putrid Pangeran Cakrabuwana di atas, data keturunannya tidak diketahui, tetapi dengan rakyat biasa dan nama-nama tersebut diabadikan pada nama desa atau tempat seperti Desa Jatimerta, Desa Jemaras, Desa Mertasinga, dan Alas Konda yang kesemuanya itu berada di Kab. Cirebon. Dari bukti-bukti tersebut merupakan satu indikasi bahwa keturunan Pangeran Cakrabuwana tidak diketahui lanjutannya, sehingga oleh orang yang menghormati dan para pengikutnya di abadikan melalui tempat tinggal atau wilayah para pengikutnya itu menetap.


2.      Istri-Istri Syarif Hidayatullah sebagai Penerus Kesultanan Cirebon dan Banten
Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Djati sampai di Cirebon pada tahun 1470 M. Kedatangan Sunan Gunung Djati di tanah kelahiran ibunya (Lara Santang atau Syarifah Mudaim) bukan semata-mata melepaskan rasa rindu atau sono pada saudara-saudara ibunya, namun lebih dari itu relungan nadi, denyutan hati dan dorongan jiwa untuk mensiarkan Islam terus memacu dan bergelora.

a.      Nyai Babadan
Selang satu tahun dari kedatangannya di tanah Cirebon, ia menikah dengan Nyai Babadan, putrid Ki Gedeng Babadan penguasa asal Galuh, tepatnya tahun 1471 M, namun pernikahannya itu tidak mempunyai keturunan sampai wafat, tepatnya pada tahun 1477 M.

b.      Nyai Kawung Anten
Pada tahun 1475, Syarif Hidayatullah menikah dengan Nyai Kawung Anten, adiknya Bupati Banten, dari pernikahannya itu mempunyai 2 orang anak yaitu Ratu Winaon dan Pangeran Sabakingkin. Ratu Winaon, lahir pada tahun 1477 M dan setelah dewasa menikah dengan Pangeran Atas Angina tau Pangeran Raja Lautan yang disebut juga Pangeran Mohamad Al-Minangkabau, dari pernikahannya itu tidak diperoleh data keturunannya.
Pangeran Sabakingkin atau Sultan Hasanudin lahir pada tahun 1478 M dan setelah dewasa menikah dengan Ratu Ayu Kirana, putrid Raden Patah, Sultan Demak. Setelah Hasanudin berusia 48 tahun, tepatnya pada tahun 1526 M, beliau diangkat menjadi Bupati Banten dan setelah Sunan Gunung Djati wafat, Hasanudin diangkat menjadi panembahan mengandung konsekuensi, bahwa Banten melepaskan diri dari perwalian Cirebon.

c.       Nyai Mas Pakungwati
Nyai Mas Pakungwati adalah putrid tersayangnya Pangeran Cakrabuwana, putrid Pakungwati memilikki kepribadian terpuji, indikasi tentang itu Nampak pada tutur kata, tingkah laku dan perbuatannya yang menunjukkan keteladanan hidup bagi seorang wanita di usia dan zaman pada saat itu. Nyai Mas Pakungwati setelah dewasa menikah dnegan Syarif Hidayatullah (keponakan bapaknya) tahun 1478 M, dari pernikahannya itu tidak mempunyai keturunan.

d.      Putri Ong Tien
Ong Tien adalah putrid Kaisar Yu Wang Lo, ia berasal dari Cina dan menikah dengan Sunan Gunung Djati tahun 1481 M, setelah menikah nama putrid Ong Tien diganti menjadi Ratu Mas Rara Sumanding, dari pernikahannya itu mempunyai putra, tetapi meninggal ketika dilahirkan. Pernikahan atau perjalanan hidup bersama dengan Sunan Gunung Djati dirasa sepi, karena tidak mempunyai anak, atas dasar itu Ratu Mas Rara Sumanding mengangkat anak yaitu putra Ki Gedeng Kemuning penguasa Kuningan yang diberi nama Arya Kemuning dan setelah dewasa diangkat menjadi Adipati Kuningan sebagai perwalian Kasultanan Cirebon. Usia pernikahan Sunan Gunung Djati dengan putrid Ong Tien, berlangsung singkat yaitu 4 tahun lamanya, tahun 1481 M menikah dan pada tahun 1485 M, putri Ong Tien meninggal dunia di Cirebon yang dikebumikan di dalam lingkungan Astana Agung Gunung Djati di Gunung Sembung Cirebon.

e.       Nyai Lara Bagdad (Syarifah Bagdad)
Nyai Lara Bagdad adalah adiknya Syarif Abdurakhman atau Pangeran Panjunan yang memilikki garis keturunan dan ikatan darah dengan Syarif Abdullah (ayah dari Syarif Hidayatullah). Sunan Gunung Djati menikah dengan Nyai Lara Bagdad pada tahun 1485, dari pernikahannya itu mempunyai 2 orang putra yaitu Pangeran Jaya Kelana dan Pangeran Bratakelana, kedua putra Sunan Gunung Djati menjadi anak mantu Raden patah Sunan Demak. Pangeran Jayakelana lahir pada tahun 1486 M dan setelah dewasa menikah dengan Nyai Ratu Pembayun putrid Raden Patah dari Demak, dari pernikahannya itu tidak dikaruniai anak, karena Pangeran Jayakelana wafat dalam usia muda 30 tahun, tepatnya pada tahun 1516 M, kemudian jandanya atau Nyai Ratu Pembayun menikah dengan Fadhillah Khan.
Pangeran Bratakelana atau Pangeran Gung  Anom, lahir pada tahun 1488 (selang dua tahun dengan kakaknya yaitu Pangeran Jayakelana), ketika usianya menginjak 23 tahun, ia menikah dengan Nyai Ratu Nyawa putrid Raden Patah Sultan Demak, namun pada tahun 1513 M atau selang dua tahun setelah menikah, Pangeran Bratakelana wafat, karena dibajak di lautan, dari kejadian ini Pangeran Bratakelana dikenal dengan sebutan Pangeran Sedhang Lautan. Pangeran Bratakelana meninggal dari pernikahannya dengan Ratu Nyawa tidak mempunyai anak, kemudian Nyai Ratu Nyawa menikah lagi dengan PAngeran Adipati Pasarean atau Pangeran Mohamad Arifin, adik Pangeran Bratakelana dari lian ibu atau “turun ranjang” tapi dari ibu yang berbeda.

f.       Nyai Tepasari
Sunan Gunung Djati menikah dengan Nyai Tepasari putrid Ki Gedeng Tepasari asal Majapahit, dari pernikahannya itu mempunyai 2 orang anak yaitu Nyai Ratu Ayu dan Pangeran Mohamad atau Adipati Pasarean. Nyai Ratu Ayu, lahir pada tahun 1493 M, setelah dewasa menikah dengan Pangeran Pati Unus atau Pangeran Sabrang Lor putra Raden Patah Sultan Demak tepatnya pada tahun 1511 dan selang 10 tahun Pangeran PAti Unus wafat tahun 1521 M, dari pernikahannya itu tidak mempunyai anak, kemudian Nyai Ratu Ayu dinikahkan dengan Fadhillah Khan pada tahun 1524 M.

Pangeran Mohamad Arifin atau Adipati Pasarean lahir pada tahun 1495 ketika usianya mencapai 20 tahun, menikah dengan Ratu Nyawa, janda kakaknya yaitu Pangeran Bratakelana, dari pernikahan itu mempunyai 6 anak, yaitu : 1) Pangeran Ksatriyan, 2) Pangeran Losari, 3) Pangeran Sawarga, 4) Pangeran Emas, 5) Pangeran Santana Panjunan, dan 6) Pangeran Waruju.

1 komentar:

  1. kisah NYATA berbagi info...
    saya belum lama ini
    bulan juni 2016
    tepat di hari jumat (10-6-2016) sampai hari minggu (12-6-2016)

    rumah juru kunci (PALSU)
    a/n:Ading 36thn (PENIPU)
    hp.081223871269
    ciri-ciri: orang kurus,kulit kuning sawo,tinggi 160cm+
    melakukan pesugihan dana Goib
    di desa pagundan
    kampung dusun kliwon
    kuningan (jawa)
    tempat tinggal istri ke 1(TUA)
    (anak 2 cowo)
    juru kunci (PALSU)
    a/n:Ading 36thn (PENIPU)
    mempunyai 3 istri
    selama menipu sebagai juru kunci PALSU 8 thn...

    tempat makam keramat&sumur keramat
    desa pagundan
    kampung dusun kliwon (KUNINGAN)
    aku hari jumat (10-6-2016) sampai hari minggu (12-6-2016) melakukan ritual selama 3x..(Ritual)...
    sampai aku merogoh kocek ku sebesar 35jt lebih...
    membeli CERUTU JANGKRIK (komplit)
    35pcs x 600rb = 21 jt
    mebeli sesaji (komplit):
    nasi tumpeng
    buah,menyan,kembang dll
    sebesar 14jt lebih...

    juru kunci (MENIPU KU)
    a/n:Ading 36thn (PENIPU)
    hp.081223871269
    alamat Rumah tinggal >>>>
    istri (MUDA) ke 2 anak 4 (3 cewek 1 laki)
    Desa sidarja
    kampung cisalak
    blok pahing
    kecamatan ciawi gebang
    kabupaten kuningan (jawa)
    Rumah a/n:Ading 36thn (PENIPU)
    yg mengaku juru kunci..
    di belakang sekolah SD negri
    turun lapangan bola
    sidaraja kuningan

    ku mengadakan Ritual dana goib
    hari jumat (10-6-2016) sampai hari minggu (12-6-2016)
    di makam keramat & sumur keramat
    di desa pagundan
    kampung dusun kliwon (KUNINGAN)
    selama 3x...(3 hari komplit sesajen)
    tepat ritual yg ke 3 hari minggu,
    juru kunci PALSU
    a/n: Ading 36thn (PENIPU)
    hp.081223871269
    berkata di makam keramat,mengatakan uang dana goib,akan di antar langsung oleh arwah makam keramat
    desa pagundan
    kampung dusun kliwon (kuningan)
    tepat jam 1 malam di Rumah aku
    tggu di jembatan ke5 dekat Rumah ku

    setelah melakukan ritual yg ke3x..
    (komplit sesajen dari ke 1x-3x)
    ku lansung bergegas pulang ke Rumah
    dan ku sampai di jembatan yg ke5
    hari minggu pkl 11 malam...
    ku tunggu,sambil baca mantra panggil arwah makam keramat
    ku baca mantra sampai pkl 3 subuh (minggu 12-6-2016)
    arwah makam keramat tak kunjung hadir/datang...
    juru kunci PALSU
    a/n:Ading 36 thn (PENIPU)
    hp.081223871269
    ku tlp&sms juru kunci palsu itu
    tidak di angkat&tidak membalas sms ku sama sekali (ku di tipu)..

    hati-hati saudara ku
    jangan mudah percaya,apa lagi baru kenal&mengaku juru kunci,paranormal,dukun dsb
    (modus penipuan)

    www.ading36thn_penipuan.com
    sekian dan terima kasih

    alamat rumah yg di tinggal&di tempati >>>>
    juru kunci (PALSU)
    a/n: Ading 36 thn (PENIPU)
    hp.081223871269
    istri (MUDA) ke 2 mempuyai
    anak 4 (cewe 3 cowo 1)
    desa sidarja
    kampung cisalak
    desa pahing
    kecamatan ciawi gebang
    kabupaten kuningan (jawa)
    di belakang SD NEGRI
    SiDARAJA KUNINGAN

    BalasHapus